Daarul Hasanah ; Imam Al Qurthubi, Ahli Tafsir dari Tanah Eropa
Mengenal Sosok Imam Al-Qurthubi
Penulis kitab tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an adalah al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farh al-Anshoriy al-Khazrajiy al-Andalusiy al-Qurtubi al-Mufassir, atau yang dikenal dengan panggilan Al-Qurtubi. Al-Qurtubi sendiri adalah nama suatu daerah di Andalusia (sekarang Spanyol), yaitu Cordoba, yang dinisbahkan kepada Al-imam Abu Abdillah Muhammad, tempat di mana beliau dilahirkan.
Tidak ada data jelas yang menerangkan tanggal berapa beliau dilahirkan, namun yang jelas Al-Qurtubi hidup ketika wilayah Spanyol berada di bawah pemerintahan Muwahhidun yang berpusat di Afrika Barat dan Bani Ahmar di Granada (1232—1492 M) yaitu sekitar abad ke-7 Hijriyah atau sekitar abad ke-13 Masehi.
Al-Qurthubi hidup di Cordoba pada saat kemajuan umat Islam di Eropa dan di saat Barat masih tenggelam dalam kegelapan.
Sedikitnya di Cordoba terdapat 200 ribu rumah, 600 Masjid, 50 rumah sakit, 80 sekolah umum yang besar, 900 pemandian. Jumlah buku sekitar 600 ribu kitab lebih, yang kemudian dikuasai oleh Nasrani pada tahun 1.236 M.
Islam membebaskan Cordoba pada tahun 711 M, hingga mencapai masa puncaknya pada periode Bani Umayyah tahun 856 H/1031 yang mengangkat dan memajukan negara-negara Eropa.
Pendidikan Al-Qurthubi
Al-Qurthubi dikenal dengan pribadi yang memiliki semangat kuat dalam menimba ilmu. Ketika Perancis menguasai Cordoba pada tahun 633 H/1234 M, beliau pergi meninggalkan Cordoba untuk mencari ilmu ke negeri-negeri lain yang ada di wilayah Timur.
Al-Qurthubi kemudian rihlah thalabul ‘ilmu menulis dan belajar dengan ulama-ulama yang ada di Mesir seperti wilayah Iskandariyah, Mansurah, al-Fayyun, Kairo, dan wilayah-wilayah lainnya, hingga akhirnya beliau wafat pada malam Senin tanggal 09 Syawal tahun 671 H/1272 M dan dimakamkan di Munyaa kota Bani Khausab, yang berada di El Meniya, di timur sungai Nil, dikediaman Abu al-Hushaib, Mesir Utara. Makam tersebut hingga kini sering diziarahi oleh banyak orang.
Karya-karya
Kecintaan Al-Qurthubi terhadap ilmu membentuk pribadi yang shalih, zuhud, ‘arif, banyak menyibukkan diri untuk kepentingan akhirat. Waktunya diwaqafkan untuk dua hal, yaitu beribadah kepada Allah Swt dan menulis kitab.
Para ulama mengenal sosok Al-Qurtubi sebagai ulama dari kalangan maliki, seorang ahli fikih, ahli hadis, dan ahli ilmu. Hal ini karena beliau banyak menginggalkan karya-karya besar yang sangat bermanfaat.
Karyanya beliau ini meliputi berbagai bidang seperti tafsir, hadis, qira’at, dan lain sebagainya, di antara kitab beliau yang terkenal, sebagai berikut:
1. Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an wa al-Mubin lima Tadammanhu min al-Sunnah wa ai al-Furqan yang merupakan kitab tafsir yang bercorak fikih.
Kitab ini dicetak pertama kali di Kairo pada tahun 1933-1950 M oleh percetakan Dar al-Kutub al-Misriah, ada 20 jilid. Setelah itu, pada tahun 2006 penerbit Mu’assisah al-Risalah, Beirut mencetak kitab ini sebanyak 24 juz/jilid yang telah di-tahqiq oleh Abdullah bin Muhsin al Turki.
2. Al-Tadzkirah fi Ahwal al-Mauti wa Umur al-Akhirah, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai “Buku Pintar Alam Akhirat” yang diterbitkan di Jakarta tahun 2004. Cetakan terbaru tahun 2014, kitab
Mukhtashornya ditulis oleh Fathi bin Fathi al-Jundi.
3. Al-Tidzkar fi fadli al-Azkar. Berisi tentang penjelasan kemuliaan-kemuliaan Al-Qur’an. Kitab ini dicetak pada tahun 1355 M di Kairo.
Begitulah perjalanan seorang ahli ilmu yang mengenal Rabb-nya secara utuh. Senantiasa berupaya untuk mencari keridaan Allah Swt dengan cara beribadah kepada-Nya dan meninggalkan amalan jariyah yang bermanfaat bagi umat manusia hingga akhir masa. Yaitu ilmu yang berwujud karya, sehingga bisa diwariskan dari generasi ke generasi meskipun pengarangnya telah meninggal dunia, akan tetapi pahala investasi tetap mengalir pada sang pemilik ilmu.
Wallahu ‘alam bishsawab…